Persaudaraandan kerukunan dalam keluarga, di tempat kerja, dalam gereja, antar agama dan di segala tempat. Persaudaraan dan kerukunan digambarkan pula seperti 'minyak' dan 'embun' yang mempunyai makna kesukaan, keharuman, ketentraman lahir-batin dan suasana yang sejenisnya. Itulah gambaran kehidupan yang diberkati oleh Tuhan.
MenganalisisQ.S. Yunus 6 menghindarkan diri dari tindak (10) : 40-41 dan Q.S. Al- kekerasan Maidah (5) : 32, serta hadits tentang toleransi dan Menunjukkan perilaku hidup menghindarkan diri dari Ditampilkan ilustrasi tentang perilaku yang mencerminkan bertoleransi, rukun, dan tindak kekerasan.
ILUSTRASI(7) KHOTBAH (179) KISAH (3 Untuk menghadapi berbagai keadaan dalam hidup, Ya TETAP KUAT DALAM IMAN (Kolose 2:6-15) Sebuah kisah nyata tentang Aksionov. daun dan memberi hasil entah buah atau bunga. Berakar, bertumbuh dan berbuah adalah ber BERKAT DARI PERSAUDARAAN YANG RUKUN (Mazmur 133:1-3) Kerukunan adalah dambaan
Rukunshalat yang ketiga ini adalah berdiri jika mampu. Ini adalah pendapat dari Syekh Wahbah. Pendapat ini sesuai dengan hadits yang diriwayatkan Bukhari yang artinya: "Ketika menderita bawasir, aku bertanya kepada Rasulullah SAW mengenai sholat dan beliau bersabda, 'Sholatlah sambil berdiri. Jika tidak mampu maka sholatlah sambil duduk.
Terciptanyahidup rukun akan membuat seseorang merasa aman, tenang, dan damai di mana pun keberadaannya. Sebab, tidak akan ada orang lain atau musuh yang berani mengganggu. 5. Memperkokoh Persatuan dan Kesatuan. Sikap persatuan dan kesatuan harus dimiliki setiap manusia agar kehidupan bernegara berjalan sebagaimana semestinya.
Psalms133. Psa 133:1 Nyanyian ziarah Daud. Sungguh, alangkah baiknya dan indahnya, apabila saudara-saudara diam bersama dengan rukun! Psa 133:2 Seperti minyak yang baik di atas kepala meleleh ke janggut, yang meleleh ke janggut Harun dan ke leher jubahnya. Psa 133:3 Seperti embun gunung Hermon yang turun ke atas gunung-gunung Sion.
. Origin is unreachable Error code 523 2023-06-15 051141 UTC What happened? The origin web server is not reachable. What can I do? If you're a visitor of this website Please try again in a few minutes. If you're the owner of this website Check your DNS Settings. A 523 error means that Cloudflare could not reach your host web server. The most common cause is that your DNS settings are incorrect. Please contact your hosting provider to confirm your origin IP and then make sure the correct IP is listed for your A record in your Cloudflare DNS Settings page. Additional troubleshooting information here. Cloudflare Ray ID 7d78502bc8cd0e88 • Your IP • Performance & security by Cloudflare
Ilustrasi Baitullah. Foto Rukun haji berbeda dengan wajib haji dan syarat wajib haji. Dream – Umat Islam yang hendak melaksanakan ibadah haji sudah seharusnya mengetahui rukun haji dan sederet ketentuannya. Ibadah Haji merupakan salah satu dari lima pilar utama dalam agama Islam. Ibadah Haji adalah perjalanan yang dilakukan umat Islam ke Tanah Suci Mekah, Arab Saudi. Ibadah ini ditunaikan setidaknya sekali seumur hidup, selama bulan-bulan Dzulhijjah. Ibadah Haji adalah kewajiban bagi setiap Muslim dewasa yang mampu secara fisik, finansial, dan mental untuk melakukannya. Selama pelaksanaan ibadah Haji, setiap Muslim diharuskan menjalankan serangkaian ibadah yang ditetapkan berdasarkan ajaran agama Islam. Salah satunya adalah rukun haji, yang mana wajib dilakukan pada pelaksanaan ibadah haji supaya hajinya sah. Lantas apa saja rukun haji dalam pelaksanaan ibadah haji? Mari simak penjelasan selengkapnya di bawah ini tentang sederet rukun haji yang penting diketahui setiap Muslim. 1 dari 4 halaman Rukun Haji yang Perlu Diketahui Pembahasan tentang rukun haji sangatlah penting dipahami setiap Muslim. Pasalnya banyak yang mencampuradukkan pemahaman antara rukun haji, syarat ibadah haji dan wajib haji. Padahal rukun haji berbeda dengan wajib haji begitupula dengan syarat haji. Kali ini Dream akan mengutip penjelasan dari Kitab Fathul Qaribil Mujib yang merupakan kitab fikih Madzhab Syafi’i. Berdasarkan kitab tersebut, terdapat 5 lima rukun haji yang wajib dilaksanakan selama pelaksanaan ibadah haji yaitu 2 dari 4 halaman 1. Melaksanakan Ihram Rukun haji yang pertama ialah ihram. Rukun ini mengawali serangkaian pelaksanaan ibadah haji. Ihram yaitu niat ibadah haji yang dibaca pada miqat yang telah ditentukan. Niat dalam ihram ini harus dilakukan dengan memerhatikan waktu miqat zamani dan tempat miqat makani. Miqat zamani dilakukan di bulan Syawal, Dzulqa’dah dan awal Dzulhijjah. Sementara miqat makani dilaksanakan bagi jemaah haji Indonesia gelombang pertama di Bir Ali. Sedangkan jemaah haji Indonesia gelombang kedua miqatnya di atas pesawat udara pada garis sejajar dengan Qarnul Manazil atau di Bandara King Abdul Aziz Jeddah. Pada saat pengambilan ihram, jemaah haji membaca niat dan berpakaian ihram. Pakaian ihram yaitu terdiri dari dua lembar kain putih yang sederhana. Semua jemaah haji mengenakan kain putih yang menggambarkan kesederhanaan dan persamaan di hadapan Allah subhanahu wa ta’ala. 3 dari 4 halaman 2. Wukuf di Padang Arafah Wukuf di Arafah termasuk ke dalam rukun haji yang harus ada dalam serangkaian ibadah haji. Pada tanggal 9 Dzulhijjah, jemaah haji berkumpul di Padang Arafah untuk wukuf. Wukuf di Arafah adalah salah satu bagian paling penting dalam ibadah Haji, di mana jemaah berdiri di bawah sinar matahari terik dari waktu Dzuhur hingga matahari terbenam untuk berdoa, berzikir, dan memohon ampunan kepada Allah SWT. 3. Thawaf Ifadhah Rukun haji yang selanjutnya setelah wukuf di Arafah adalah thawaf ifadhah. Jadi usai wukuf, jemaah haji bergerak menuju Masjidil Haram untuk melaksanakan thawaf ifadhah yaitu berjalan mengelilingi Ka’bah sebanyak tujuh kali putaran dimulai dari Hajar Aswad dengan posisi Ka’bah berada di sebelah kiri badan jemaah haji. Singkatnya, jemaah haji berjalan mengelilingi Ka’bah berlawanan dengan arah jarum jam. Waktu utama untuk melaksanakan thawaf ifadhah adalah pada 10 Dzulhijjah sesudah melempar jumroh aqabah dan tahallul. Jemaah juga bisa melaksanakan thawaf ifadhah pada hari-hari tasyrik. 4 dari 4 halaman 4. Sa’i dari Bukit Shafa ke Marwa Setelah Thawaf, jemaah haji melakukan Sa'i, yaitu berlari-lari kecil tujuh kali antara bukit-bukit Shafa dan Marwah di Masjidil Haram. Sa'i dilakukan untuk mengenang pencarian air oleh Siti Hajar, istri Nabi Ibrahim, untuk putranya yang bernama Ismail. 5. Tahallul Rukun haji yang terakhir adalah tahallul, yaitu mencukur rambut sebagai pertanda selesainya rangkaian ibadah haji. Tahallul dilaksanakan sekurang-kurangnya setelah lewat 10 Dzulhijjah. Demikian itulah deretan rukun haji yang penting dipahami setiap Muslim. Sebab ibadah Haji memiliki makna spiritual yang mendalam bagi umat agama Islam. Selain menjalankan kewajiban agama, ibadah Haji juga melatih kesabaran, pengendalian diri, dan persaudaraan antara sesama Muslim. Maka dari itu, pelaksanaan ibadah ini harus dilakukan dengan memerhatikan segala ketentuannya agar diterima oleh Allah SWT sebagai haji mabrur. rukun hajiibadah hajiYourstoryArtikel Trending Daftarkan email anda untuk berlangganan berita terbaru kami Terkait Jangan Lewatkan Editor's Pick Beby Tsabina Dipulas Makeup Minimalis, Kulitnya Dipuji Sehat Banget MUA Buktikan Makeup Tanpa Bulu Mata Palsu Tetap Memikat Maksimalkan 5 Beauty Sleep, Saat Bangun Kulit Jadi Lebih Glowing Tutorial Pashmina Ceruty Meleyot, Look Jadi Kekinian Jenita Janet Putuskan Berhijab, Begini Nasib Ribuan Wignya Trending 11 Urutan Haji yang Harus Diingat, Lengkap dari Awal Sampai Akhir Keseruan Hari Terakhir Dream Day Ramadan Fest 2023 8 Potret Rumah Mewah Wenny Ariani, Ibu dari Anak Biologis Rezky Aditya, Ternyata Konglomerat? Potret Rumah Artis di Tengah Hutan yang Jarang Tersorot Rezeki Nomplok Menantu Bersih-Bersih Rumah Mendiang Mertua, Temukan Karung Berisi Jutaan Koin Lawas, Nilainya Bikin Semringah Tasyi Athasyia Bantah Tudingan Bos Pelit karena Kasih Makanan Sisa `Semoga Aku Kuat` Fenomena Menjamurnya Fashion Branded di Hong Kong Antrean tak Pernah Habis, Bebas Pajak Pula! Muhammadiyah Tetapkan 28 Juni 2023, Kapan Idul Adha Versi Pemerintah dan NU?
Foto Ilustrasi 10 Januari 2022 2,216 Views RELIGI KRISTEN, – Bacaan awal Firman Tuhan “Nyanyian ziarah Daud. Sungguh, alangkah baiknya dan indahnya, apabila saudara-saudara diam bersama dengan rukun!” Hidup damai, rukun dan harmonis, kesatuan hati tumbuh bersama merupakan sebuah kualitas hidup impian setiap Manusia Rohani dalam Tuhan Yesus Kristus Secara garis besar, Mazmur 133 menghadirkan gambaran yang indah membicarakan kehidupan persekutuan yang rukun. Karena itulah Lembaga Alkitab Indonesia LAI dalam pasal 133 ini diberi judul “Persaudaraan yang Rukun”. Pemazmur merindukan setiap jemaat Tuhan memahami dampak besar hidup yang rukun dengan menggambarkannya dengan minyak urapan dan embun gunung yang menyegarkan, kehidupan persaudaraan dan persekutuan yang rukun membuat Tuhan berkenan dan Tuhan akan memerintahkan berkat untuk kehidupan selama-lamanya Berikut bacaan ayat selengkapnya. Mazmur 133 1 Nyanyian ziarah Daud. Sungguh, alangkah baiknya dan indahnya, apabila saudara-saudara diam bersama dengan rukun 2 Seperti minyak yang baik di atas kepala meleleh ke janggut, yang meleleh ke janggut Harun dan ke leher jubahnya. 3 Seperti embun gunung Hermon yang turun ke atas gunung-gunung Sion. Sebab ke sanalah TUHAN memerintahkan berkat, kehidupan untuk selama-lamanya *
1, 2. Mengapa Paulus menyurati orang Kristen Ibrani? PADA tahun 61 M, sidang-sidang di Israel umumnya menikmati keadaan yang damai. Meski rasul Paulus sedang dipenjarakan di Roma, ia berharap bisa segera dibebaskan. Sementara itu, Timotius baru saja keluar dari penjara, dan mereka berdua ingin mengunjungi saudara-saudari di Yudea. Ibr. 1323 Namun, mereka tidak tahu bahwa lima tahun kemudian, Yerusalem akan dikepung tentara, seperti yang Yesus nubuatkan. Pada saat itu, orang Kristen di Yudea, terutama yang tinggal di Yerusalem, harus mengikuti perintah Yesus untuk segera melarikan diri.—Luk. 2120-24. 2 Dua puluh delapan tahun sudah berlalu sejak Yesus memberikan peringatan itu. Selama itu, orang Kristen di Israel tetap setia meski ada banyak tentangan. Ibr. 1032-34 Tapi, Paulus ingin agar mereka siap menghadapi apa yang akan terjadi. Mereka akan mengalami salah satu ujian iman terbesar. Mat. 2420, 21; Ibr. 124 Mereka membutuhkan ketekunan dan iman yang sangat besar untuk menaati perintah Yesus untuk pergi agar nyawa mereka selamat. Baca Ibrani 1036-39. Jadi, Yehuwa mengilhami Paulus untuk menguatkan saudara-saudarinya melalui surat, yang sekarang disebut buku Ibrani. 3. Mengapa buku Ibrani penting bagi kita? 3 Buku Ibrani juga penting bagi umat Allah pada zaman modern. Mengapa? Situasi kita mirip dengan orang Kristen di Yudea. Kita hidup pada ”masa kritis yang sulit dihadapi”, dan banyak yang harus menanggung cobaan atau tentangan. 2 Tim. 31, 12 Kebanyakan dari kita memang menikmati keadaan yang aman dan damai serta tidak mengalami penganiayaan. Tapi, seperti orang Kristen pada zaman Paulus, kita harus waspada karena sebentar lagi, kita akan menghadapi ujian iman yang terbesar!—Baca Lukas 2134-36. 4. Apa ayat tahunan untuk 2016, dan mengapa itu cocok? 4 Apa yang harus kita lakukan agar siap? Dalam buku Ibrani, Paulus menyebutkan banyak hal yang bisa memperkuat iman. Salah satunya yang sangat penting ada di Ibrani 131, ”Hendaklah kasih persaudaraan tetap ada di antara kamu.” Ayat itu dipilih sebagai ayat tahunan 2016. Ayat tahunan untuk 2016 ”Hendaklah kasih persaudaraan tetap ada di antara kamu.”—Ibrani 131 APA KASIH PERSAUDARAAN ITU? 5. Apa kasih persaudaraan itu? 5 Apa kasih persaudaraan itu? Kata bahasa Yunani yang Paulus pakai berarti ”kasih sayang terhadap saudara”. Ini adalah perasaan yang dalam dan hangat, seperti antara anggota keluarga atau sahabat. Yoh. 1136 Kita tidak berpura-pura bersaudara dengan rekan seiman. Kita adalah saudara. Mat. 238 Paulus berkata, ”Dalam hal kasih persaudaraan, milikilah kasih sayang yang lembut seorang terhadap yang lain. Dalam hal memperlihatkan hormat, hendaklah saling mendahului.” Rm. 1210 Kata-kata itu menunjukkan betapa kuatnya kasih sayang kita kepada saudara-saudari. Karena menunjukkan kasih persaudaraan dan juga kasih agaʹpe, umat Allah saling bersahabat dan bersatu. 6. Bagi orang Kristen sejati, apa arti ungkapan ”kasih persaudaraan”? 6 Ungkapan ”kasih persaudaraan” kebanyakan muncul dalam karya tulis orang Kristen. Bagi orang Yahudi dahulu, kata ”saudara” biasanya memaksudkan kerabat atau kadang orang yang bukan keluarga. Tapi, kata itu tidak pernah memaksudkan orang non-Yahudi. Namun, sebagai orang Kristen sejati, ”saudara” kita adalah semua rekan seiman, tidak soal dari mana ia berasal. Rm. 1012 Yehuwa sudah mengajar kita untuk menyayangi satu sama lain sebagai saudara. 1 Tes. 49 Tapi, mengapa kita perlu terus mengasihi saudara-saudari? MENGAPA PENTING UNTUK TERUS MENGASIHI SAUDARA-SAUDARI? 7. a Apa alasan terpenting untuk menunjukkan kasih persaudaraan? b Apa alasan lain untuk memperkuat kasih terhadap saudara-saudari? 7 Alasan utamanya adalah karena Yehuwa meminta kita melakukannya. Kita tidak mungkin menyayangi Yehuwa jika kita tidak mau menyayangi saudara-saudari. 1 Yoh. 47, 20, 21 Alasan lainnya adalah kita membutuhkan satu sama lain, terutama selama masa sulit. Ketika Paulus menulis suratnya kepada orang Kristen Ibrani, ia tahu bahwa sebentar lagi, sebagian dari mereka harus meninggalkan rumah dan barang-barang mereka. Yesus sudah memberitahukan bahwa keadaan akan sangat sulit. Mrk. 1314-18; Luk. 2121-23 Jadi, sebelum itu terjadi, mereka perlu memperkuat kasih di antara mereka.—Rm. 129. 8. Apa yang harus kita lakukan sekarang sebelum kesengsaraan besar datang? 8 Kesengsaraan terbesar sepanjang sejarah manusia akan segera datang. Mrk. 1319; Pny. 71-3 Nanti, kita harus mengikuti petunjuk, ”Pergilah, umatku, masuklah ke kamar-kamar dalammu dan tutuplah pintu-pintu di belakangmu. Bersembunyilah untuk sesaat saja sampai pengecaman berlalu.” Yes. 2620 ”Kamar-kamar dalam” itu bisa jadi adalah sidang kita. Di sanalah kita beribadat bersama saudara-saudari kita. Tapi, kita tidak mau sekadar berkumpul bersama secara teratur. Paulus mengingatkan orang Kristen Ibrani bahwa mereka harus menasihati satu sama lain untuk menunjukkan kasih dan berbuat baik. Ibr. 1024, 25 Kita harus memperkuat kasih persaudaraan sekarang agar kita bisa tabah menghadapi cobaan apa pun di masa depan. 9. a Dengan cara apa saja kita bisa menunjukkan kasih persaudaraan? b Sebutkan contoh yang membuktikan bahwa umat Allah saling mengasihi. Lihat catatan. 9 Bahkan sekarang, sebelum kesengsaraan besar datang, kita harus menunjukkan kasih persaudaraan. Banyak saudara kita menderita karena gempa bumi, banjir, badai, tsunami, dan bencana alam lainnya. Ada juga yang menderita karena ditindas. Mat. 246-9 Selain itu, kita setiap hari merasakan kesulitan ekonomi karena hidup di dunia ini. Pny. 65, 6 Sebenarnya, semakin banyak masalah yang dihadapi saudara-saudari, semakin banyak juga kesempatan untuk membuktikan kasih kita. Meski orang-orang di dunia ini tidak saling peduli, kita harus terus saling mengasihi.—Mat. 2412. [1] CARANYA TERUS MENUNJUKKAN KASIH PERSAUDARAAN 10. Apa yang akan kita bahas sekarang? 10 Meski menghadapi masalah, bagaimana kita bisa terus menunjukkan kasih persaudaraan? Bagaimana kita bisa membuktikan bahwa kita memang menyayangi saudara-saudari? Setelah berkata ”hendaklah kasih persaudaraan tetap ada di antara kamu”, rasul Paulus memberitahukan cara orang Kristen bisa mengikuti nasihatnya itu. Mari kita bahas enam di antaranya. 11, 12. Bagaimana kita bisa menunjukkan sikap suka menerima tamu? Lihat gambar di awal artikel. 11 ”Jangan melupakan sifat suka menerima tamu.” Baca Ibrani 132. Apa artinya ”suka menerima tamu”? Kata yang Paulus pakai punya arti ”kebaikan hati kepada orang yang tidak dikenal”. Mungkin, kita langsung ingat Abraham dan Lot. Dua pria itu berbaik hati kepada tamu yang tidak mereka kenal. Abraham dan Lot belakangan tahu bahwa tamu mereka sebenarnya adalah malaikat. Kej. 182-5; 191-3 Contoh ini mengingatkan orang Kristen Ibrani untuk menunjukkan kasih persaudaraan dengan suka menerima tamu. 12 Bagaimana kita bisa menunjukkan sikap itu? Kita bisa mengundang saudara-saudari ke rumah kita untuk makan atau bergaul. Meski kita tidak terlalu kenal pengawas wilayah dan istrinya, kita juga bisa mengundang mereka. 3 Yoh. 5-8 Kita tidak perlu memasak macam-macam makanan atau mengeluarkan banyak uang. Kita ingin menguatkan saudara-saudari, bukannya membuat mereka terkesan. Dan, jangan hanya mengundang mereka yang bisa membalas kebaikan kita. Luk. 1042; 1412-14 Yang terpenting, kita tidak mau terlalu sibuk sampai tidak sempat menerima tamu. 13, 14. Bagaimana kita bisa ’mengingat mereka yang berada dalam penjara’? 13 ’Ingatlah mereka yang berada dalam penjara.’ Baca Ibrani 133. Yang Paulus maksudkan adalah saudara-saudara yang dipenjarakan karena iman mereka. Paulus memuji sidang itu karena mereka menunjukkan ”simpati kepada orang-orang yang berada di penjara”. Ibr. 1034 Beberapa saudara membantu Paulus sewaktu dia dipenjarakan selama empat tahun. Tapi, yang lainnya tinggal jauh dari sana. Bagaimana mereka bisa membantu Paulus? Mereka bisa terus mendoakan dia dengan sungguh-sungguh.—Flp. 112-14; Ibr. 1318, 19. 14 Sekarang, banyak Saksi dipenjarakan karena iman mereka. Saudara-saudari yang tinggal dekat dengan mereka bisa langsung membantu. Tapi, banyak dari kita hidup jauh dari mereka. Bagaimana kita bisa membantu dan tidak melupakan mereka? Kita bisa mendoakan mereka dengan sungguh-sungguh. Misalnya, kita bisa berdoa bagi saudara-saudari dan anak-anak yang dipenjarakan di Eritrea, termasuk Saudara Paulos Eyassu, Isaac Mogos, dan Negede Teklemariam, yang sudah dipenjarakan selama lebih dari 20 tahun. 15. Bagaimana kita bisa menghormati perkawinan kita? 15 ”Hendaklah pernikahan terhormat di antara kamu semua.” Baca Ibrani 134. Kita juga bisa menunjukkan kasih persaudaraan dengan menjaga tingkah laku kita tetap bersih. 1 Tim. 51, 2 Kalau kita melakukan hubungan amoral dengan seorang saudara atau saudari, kita menyakiti orang itu dan keluarganya. Kita juga merusak kepercayaan di antara saudara-saudari. 1 Tes. 43-8 Pikirkan juga bagaimana perasaan istri yang tahu bahwa suaminya menonton pornografi. Apakah ia akan merasa suaminya menyayangi dia dan menghormati ikrar perkawinan?—Mat. 528. 16. Apa hubungannya rasa puas dengan kasih persaudaraan? 16 ”Hendaklah kamu merasa puas dengan perkara-perkara yang ada padamu.” Baca Ibrani 135. Jika kita percaya kepada Yehuwa, kita akan merasa puas dengan apa yang kita miliki. Apa hubungannya rasa puas dengan kasih persaudaraan? Kalau kita merasa puas, kita sadar bahwa saudara-saudari kita jauh lebih berharga daripada uang atau harta. 1 Tim. 66-8 Kita tidak akan mengeluh tentang saudara-saudari atau keadaan kita. Kita tidak akan iri terhadap orang lain atau tamak. Kalau kita puas dengan apa yang ada, kita akan murah hati.—1 Tim. 617-19. 17. Jika kita tabah, kita bisa menunjukkan kasih persaudaraan. Jelaskan. 17 ’Tabahlah.’ Baca Ibrani 136. Karena percaya kepada Yehuwa, kita tabah menghadapi cobaan yang sulit. Ketabahan menghasilkan sikap yang positif. Kalau kita bersikap positif, kita bisa menunjukkan kasih persaudaraan dengan menguatkan dan menghibur saudara-saudari kita. 1 Tes. 514, 15 Bahkan selama kesengsaraan besar, kita bisa tabah karena pembebasan kita sudah dekat.—Luk. 2125-28. Apakah Saudara menghargai kerja keras para penatua bagi kita? Lihat paragraf 18 18. Bagaimana kita bisa memperkuat kasih persaudaraan kepada para penatua? 18 ”Ingatlah akan mereka yang mengambil pimpinan di antara kamu.” Baca Ibrani 137, 17. Para penatua di sidang kita menggunakan waktu pribadi mereka untuk bekerja keras bagi kita. Kalau kita merenungkan semua hal yang mereka lakukan, kita akan semakin menyayangi dan menghargai mereka. Kita tidak mau mereka stres atau tidak lagi bahagia karena sesuatu yang kita lakukan. Kita ingin taat dengan rela. Dengan demikian, kita ”menghormati mereka melebihi yang biasa dengan kasih oleh karena pekerjaan mereka”.—1 Tes. 513. ’TERUSLAH MELAKUKANNYA DENGAN LEBIH BERSUNGGUH-SUNGGUH’ 19, 20. Bagaimana kita bisa berusaha lebih keras untuk menunjukkan kasih persaudaraan? 19 Seperti pada zaman Paulus, umat Yehuwa sekarang dikenal karena mereka saling mengasihi. Tapi, Paulus menasihati saudara-saudari agar berusaha lebih keras untuk menunjukkan kasih persaudaraan. Ia berkata, ’Teruslah melakukannya dengan lebih bersungguh-sungguh lagi.’ 1 Tes. 49, 10 Jelas, kita selalu bisa memperkuat kasih persaudaraan! 20 Jadi, sewaktu melihat ayat tahunan di Balai Kerajaan kita selama tahun ini, marilah kita merenung, ’Apakah saya bisa lebih rela menerima tamu? Bagaimana saya bisa membantu saudara-saudari yang dipenjarakan? Apakah saya menghormati karunia Allah berupa perkawinan? Bagaimana saya bisa merasa puas? Bagaimana saya bisa lebih percaya kepada Yehuwa? Bagaimana saya bisa lebih mengikuti arahan para penatua?’ Jika kita berusaha untuk memperbaiki diri dalam enam bidang ini, bagi kita ayat tahunan bukan sekadar tulisan yang dipajang di tembok. Itu akan selalu mengingatkan kita untuk mengikuti nasihat Paulus, ”Hendaklah kasih persaudaraan tetap ada di antara kamu.”—Ibr. 131.
Kerukunan adalah dambaan setiap persekutuan. Persekutuan manapun entah keluarga, jemaat maupun masyarakat, semuanya menginginkan kerukunan dalam hidup persekutuan. Tetapi seperti apakah gambaran persekutuan atau persaudaraan yang rukun itu? Mari kita belajar dari Mazmur 133 yang menjadi bagian pembacaan Firman Tuhan bagi kita hari ini. Mazmur 133 adalah sebuah Mazmur Ziarah. Mazmur ini mengungkapkan tentang kerukunan kekeluargaan dari umat Allah. Ternyata dalam pengalaman hidup beriman, umat Israel selaku umat Allah menyadari bahwa yang terbaik dan terindah adalah apabila saudara – saudara diam bersama dengan rukun. Seperti yang dikemukakan dalam ayat 1 “Sungguh alangkah baiknya dan indahnya apabila saudara – saudara diam bersama dengan rukun.”Dalam ayat 2 dan 3, persaudaraan yang rukun itu diumpamakan dengan minyak diatas kepala Harun dan embun gunung Hermon yang menyegarkan. Persaudaraan yang rukun juga disamakan dengan berkat. Persaudaraan yang rukun disebut seperti minyak yang baik di atas kepala Harun yang meleleh ke janggut dan ke leher jubahnya. Di Israel, minyak menandakan adanya kesukaan dan ketentraman. Minyak ini dikaitkan dengan Harun. Harun adalah seorang Imam. Itu berarti minyak yang dimaksud di sini bukan minyak yang biasa – biasa tetapi minyak urapan atau minyak khusus yang dipakai untuk mengurapi Imam. Pengurapan menandakan penyucian, pengudusan dan pengkhususan Allah bagi orang yang diurapi untuk melakukan pekerjaan Allah. Pada bagian bacaan ini dikatakan bahwa minyak urapan itu meleleh dari kepala ke janggut lalu ke leher jubah Harun. Itu berarti ada kelimpahan minyak urapan. Dan kelimpahan minyak urapan menunjukan betapa Tuhan berlimpah – limpah memberkati dan menguduskan umat yang diam bersama dengan rukun. Persaudaraan yang rukun itu diberkati oleh Allah dan dikhususkan untuk melakukan pekerjaan – pekerjaan Allah melalui mereka. Persekutuan atau persaudaraan yang rukun adalah seperti embun gunung Hermon. Embun bermakna kesegaran dan tanda adanya kehidupan. Sedangkan Gunung Hermon adalah sebuah gunung tertinggi di daerah dekat Palestina. Puncak gunung ini ditutupi salju, sehingga selalu ada embun di sana. Kondisi di Gunung Hermon sangat berbeda dengan keadaan di sekitar gunung Hermon yang tandus dan kering. Nah, salju yang mencair dari Gunung Hermon atau embun Gunung Hermon inilah yang biasanya mengalir memberi kesejukan dan kesegaran bagi daerah – daerah sekitarnya yang tandus. Begitulah persaudaraan yang rukun. Persaudaraan yang rukun itu selalu memberi kesejukan, kesegaran dan menjamin hidup tiap – tiap anggota persekutuan bahkan bagi orang – orang diluar persekutuan. Bagi kehidupan persekutuan seperti itulahTuhan berkenan dan Tuhan memerintahkan berkat kehidupan selama – lamanya. Bagian Firman Tuhan ini mengajak kita untuk mewujudkan kehidupan persaudaraan yang rukun. Itu berarti Keluarga Kristen, Ikatan Persekutuan dan Ikatan Kampung bukan saja menjadi persekutuan yang sekedar ada. Setiap persekutuan yang dibangun atas dasar Yesus Kristus, dipanggil untuk menjadi persekutuan yang menjadi teladan tentang hidup persaudaraan yang rukun. Persekutuan Kristen mestilah menyadari bahwa Allah mengutus persekutuan untuk melakukan pekerjaan – pekerjaan Allah. Melalui aktivitas dalam persekutuan atau ikatan Kampung ini, kita sedang bersaksi tentang Kristus. Tentulah kita tidak menginginkan kesaksian kita menjadi hambar karena kehidupan yang tidak rukun. Jadilah persekutuan yang rukun agar kesaksian kita menjadi manis dan berkenan bagi Allah dan manusia. Hiduplah saling mengasihi dan rukun agar persekutuan kita mengalami kelimpahan berkat dari Tuhan. Di mana ada kerukunan disitulah tanda – tanda Kerajaan Allah Surga dapat kita alami. Sebaliknya dalam kehidupan persekutuan yang tidak rukun, berkelahi, bercekcok, bermusuhan membuat kita mengalami neraka. Manakah yang kita pilih? Surga atau Neraka. Suasana Surga atau Neraka dapat kita alami tergantung pilihan kita mau hidup rukun atau tidak? Persekutuan dan persaudaraan yang rukun bukan saja membuat anggota – anggota persekutuan mengalami berkat dan merasakan suasana Surga tapi juga orang – orang lain disekitar persekutuan dapat merasakan kesegaran, kesejukan dan berkat bagaikan Embun Gunung Hermon yang mengalir. Dunia kita saat ini mengalami keadaan seperti daerah sekitar Gunung Hermon yang tandus dan kering. Dunia sedang membutuhkan sentuhan – sentuhan rohani yang menyejukan dan menyegarkan. Ikatan Keluarga dan Kampung kita ini dipanggil untuk menjadi embun Gunung hermon bagi dunia disekitar kita. Jadilah persekutuan yang mewujudkan kerukunan adar ada kelimpahan berkat dan kesejukan dalam hidup bersama. Tuhan memberkati
ilustrasi tentang persaudaraan yang rukun